Kurikulum merupakan bagian
yang penting dari sebuah sistem pendidikan, jika di ibaratkan sebagai jantung
sekaligus otak pada tubuh manusia, oleh karena itu maka peran
kurikulum sangat erat kaitannya dengan gambaran pembelajaran yang perlu
dilangsungkan dalam proses belajar di tingkat satuan pendidikan. Dalam
tingkatan sekolah menengah atas kurikulum di bagi menjadi dua yaitu kurikulum pendidikan
umum dan kurikulum pendidikan kejuruan. Kurikulum pendidikan kejuruan di
gunakan di sekolah menengah kejuruan (SMK).
SMK merupakan pendidikan
lebih mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didik untuk dapat bekerja
dalam bidang tertentu, kemampuan beradaptasi di lingkungan kerja, melihat
peluang kerja dan mengembangkan diri di kemudian hari. Dengan kata lain bahwa
SMK berperan dalam menyiapkan peserta didik agar siap bekerja, baik bekerja
secara mandiri maupun mengisi lowongan pekerjaan yang ada. Atau bisa di artikan
bahwa SMA harus dikembangkan sesuai dengan permintaan pasar kerja. tingginya
keterkaitan penyelenggaraan pendidikan kejuruan dengan tuntutan dunia kerja,
maka pendidikan kejuruan haruslah memiliki sifat responsif-aktif, serta
adaptasilitas dan fleksibilitas tinggi, (Calhoun & Finch Mei 2005).
Dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka juga perlu melakukan
pembaharuan dalam kurikulum yang perlu diajarkan terhadap peserta didik. Maka
dengan demikian perlu dilakukan analisis aspek-aspek apa saja yang penting
dalam pengembangan kurikulum pendidikan kejuruan, aspek – aspek antara lain
yaitu :
a. Perkembangan penggunaan teknologi di bidang industri
b. Memperbaiki sikap untuk menumbuhkan etos kerja
c. Menciptakan lapangan kerja baru
d. Perkembangan ilmu pengetahuan
e. Mengembangkan
kewirausahaan dalam dunia pendidikan
Aspek-aspek
di atas sangat penting di karena dapat mempengaruhi seberapa banyak bidang
keahlian yang di kuasai oleh peserta didik, selain itu aspek-aspek di atas juga
berperan penting dalam dunia kerja dan bisa menentukan di terima atau tidak
dalam praktik nyatanya. Penjelasan lebih rinci dari beberapa aspek yang sudah
kita angkat yaitu :
a. Perkembangan penggunaan teknologi di bidang industri
Pada zaman globalisasi dengan
perluasan persebaran di bidang informasi yang tidak membatasi wilayah maka
untuk tetap menjaga daya saing tenaga kerja dari asing maka perlu dilakukan
peningkatan kualitas SDM ( sumber daya manusia) untuk mampu bersaing di pasar
global. Untuk analisis proyeksi pengembangan SMK ada tiga kemungkinan yang
dapat terjadi yaitu program keahlian mengalami perkembangan yang sangat pesat,
program keahlian mengalami perkembangan yang wajar (stabil), dan program
keahlian mengalami kejenuhan. Program keahlian yang diproyeksikan mengalami
perkembangan yang sangat pesat adalah kelompok program Pertanian, Pariwisata,
Perikanan, Kelautan, dan Teknologi Informasi. Dengan adanya perkembangan
teknologi yang di gunakan oleh dunia kerja maka materi yang di ajarkan pada
para peserta didik juga harus di perbaiki dan harus selalu up to date tentang perkembangan teknologi terbaru agar setalah
kelulusan masih bisa bersaing di bidang yang telah di kuasai dan memperbesar persentase
di terima dalam suatu perusahaan. Tanpa adanya pembaharuan kurikulum kejuruan
maka kesempatan kerja untuk lulusan SMK di dalam dunia industri akan kalah
bersaing untuk mendapatkan lapangan kerja, selain itu juga mempersempit
lapangan kerja yang bisa di ambil. Dari pernyataan di atas dapat di lihat bahwa
penggunaan teknologi terapan di bidang industri sangat mempengaruhi tentang ke
tenang perkembangan bidang ke ahlian yang bisa di kuasi oleh para peserta didik
dan dengan pembaharuan kurikulum maka segala teknologi yang kemungkinan bisa di
gunakan di dunia industri. Sebagai contoh perkembangannya ialah E-sport,
E-sport ( olahraga internet) atau bisa dikatakan bermain game Online ialah
cabang keahlian di pandang sangat merusak masa depan peserta didik di 3 sampai
4 tahun yang lalu tidak dan dianggap tidak mempunyai masa depan namun pada
tahun 2017 E-sport adalah cabang keahlian yang bisa mendatangkan ke suksesan.
Sudah banyak cerita sukses seseorang yang berawal dari bermain game dan bahkan
ada tim E-sport yang di pilih untuk mewakili negaranya untuk turnamen dunia. Dengan
ada keadaan di atas maka salah satu SMK di Jakarta membuka pendaftaran program
E-sport untuk menggali potensi E-Sport di Indonesia.
b. Memperbaiki sikap untuk menumbuhkan etos kerja
Untuk mencapai kenyamanan
dan keamanan dalam bekerja, dibutuhkan stasiun kerja yang sesuai dengan ukuran
pemakainya dan tugas yang di berikan. Dalam dunia kerja banyak yang berpikir
hanya membutuhkan kesiapan metal dan daya tahan tubuh. Banyak perusahaan yang
memiliki jam kerja yang sangat berat, dengan kuantitas produk yang di tuntun
tinggi dan sebagian memiliki gaji yang tidak sesuai dengan perkerjaannya, oleh
karena itu dengan adanya sekolah menengah kejuruan di harapkan peserta didik
bisa memilih jurusan yang sesuai dengan bakat dan minat. Dengan demikian akan
meminimalisir tingkat kejenuhan ketika bekerja dan bekerja akan sangat
menyenangkan karena apa pun yang dilakukan yang berasal dari hobi atau kesukaan
akan di lakukan dengan senang hati. Perbaikan sikap dan etos kerja pun akan
menjadi poin tambahan ketika bekerja di suatu instansi tahu perusahaan dan juga
bisa mempengaruhi reputasi lembaga pendidikan yang dulu pernah membina. Dengan
sikap yang disiplin dari semenjak berada di lembaga pendidikan maka peserta
didik akan mudah untuk beradaptasi dalam dunia kerja.
c. Menciptakan lapangan kerja baru
Dalam program pembelajaran di SMK
perlu juga pembekalan keterampilan lain yang bisa di gunakan untuk produktif
yang selanjutnya dapat dipergunakan sebagai sarana menghadapi kehidupan di
masyarakat. Dalam kenyataannya tidak semua lulusan SMK akan mendapatkan
pekerjaan di suatu instansi maupun perusahaan karena adanya kapasitas yang di
terima tidak sebanding dengan jumlah orang yang mendaftar. Untuk mengatasi hal
tersebut maka sangat penting peserta didik untuk mengasah kemampuan ataupun
keahlian dibidang lain seperti bercocok tanam, berbisnis, kuliner dan masih
banyak lagi. Namun akan sangat berbeda jika sekolah yang bagi lembaga
pendidikan mampu memfasilitasi pengasahan keterampilan di luar jurusan yang di
ambil. Dengan fasilitas dari sekolah para peserta didik yang ingin
mengembangkan bakat di bidang yang lain akan mampu lebih terasah, lebih
terampil dan siap untuk di terjun kan dalam masyarakat. Dalam hal ini perubahan
kurikulum bisa menjadi salah satu jalan untuk mewujudkannya. Berkaca dari
sekolah di luar negeri yang siswanya memiliki banyak keterampilan yang
bermacam-macam karena di sekolah atau lembaga pendidikan telah memfasilitasi
mereka untuk mengembangkan bakat dan minat mereka di luar jurusan yang mereka
pilih, jadi saat di lepas di kehidupan bermasyarakat mereka tidak putus asa
jika mereka di tolak saat melamar pekerjaan karena mereka masih memiliki
keahlian di bidang yang lain dan mungkin juga bidang itu yang bisa menghantar
kan mereka menjadi orang yang sukses dan bisa menciptakan lapangan kerja yang
baru bagi orang lain. Ada pepatah mengatakan bahwa “ sebaik-baiknya bekerja
lebih enak bekerja di perusahaan sendiri”, banyak kasus karyawan yang mengundurkan
diri di karena kan mereka sudah punya usaha sendiri walaupun dengan gaji di
bawah gaji ketika mereka bekerja perusahaan.
d. Perkembangan ilmu pengetahuan
Dunia pendidikan harus mampu berperan
aktif menyiapkan sumber daya manusia terdidik yang mampu menghadapi berbagai
tantangan kehidupan baik lokal, regional maupun internasional. Peserta didik
tidak hanya menguasai teori – teori, tetapi juga mau dan mampu menerapkannya
dalam kehidupan sosial. Dengan perluasan informasi dengan sangat cepat di era
digital untuk yang seperti saat ini maka siswa dan lembaga pendidikan harus berperan
aktif agar tidak tertinggal informasi terbaru terutama di bidang ilmu
pengetahuan. Dalam era yang serba bebas seperti sekarang seharusnya
pembelajaran ilmu pengetahuan dan sains dapat bercermin dengan materi yang
berasal dari luar agar bangsa Indonesia dapat bersaing secara global dengan SDM
yang berasal dari luar negeri. Jika lembaga pendidikan seperti sekolah mampu
untuk menerpakan konsep-konsep dan materi pembelajaran dari luar negeri yang
sesuai dengan budaya dan perkembangan di Indonesia maka akan terbentuk SDA yang
berkualitas dan berdaya saing internasional untuk membangun Indonesia menjadi
negara yang lebih maju.
e. Mengembangkan
kewirausahaan dalam dunia pendidikan
Dalam pengembangan
kurikulum perlu adanya kewirausahaan yang akan membangun manajemen baik dalam
dunia pendidikan maupun dunia kerja. Diharapkan peserta didik tidak hanya
menguasai teori – teori, tetapi mampu
menerapkannya dalam kehidupan sosial. Salah satu alternatif untuk mengatasi
persoalan pendidikan adalah melalui pendidikan yang berorientasi pada
pembentukan jiwa entrepreneurship, yaitu jiwa keberanian dan kemauan
menghadapi problem hidup dan kehidupan secara wajar, jiwa kreatif untuk mencari
solusi dan mengatasi problem tersebut. Pendidikan yang berwawasan kewirausahaan
adalah pendidikan yang menerapkan prinsip – prinsip dan metodologi ke arah
pembentukan kecakapan hidup (life
skill)
pada peserta didiknya melalui kurikulum yang terintegrasi yang dikembangkan di
sekolah. Instruksi Presiden No. 4 tahun 1995 tentang gerakan nasional
memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan, mengamanatkan kepada seluruh
masyarakat dan bangsa Indonesia untuk mengembangkan program-program
kewirausahaan. Dengan adanya perkembangan kewirausahaan dalam dunia pendidikan
akan sangat bermanfaat dalam dunia kerja untuk ke depannya baik dalam dunia
industri maupun kehidupan sosial.
Sumber
kajian :
Calhoun & Finch Mei 2005. Pengembangan
Kemampuan Peserta Didik. Dari http://www.academia.edu/download/28340741/hal._50-61_kompetensi_keahlian_smk.pdf
EMA OLIEVIA FITRIANI. 2010. Hubungan
Antara Sikap Karyawan Terhadap Rotasi Kerja Dengan Daya Tahan Terhadap Tekanan
Kerja. Dari http://eprints.ums.ac.id/8013
Abdul Hakim. 2010. Model Pengembangan Kewirausahaan Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) Dalam Menciptakan Kemandirian Sekolah Riptek, Vol.4, No.1, Hal.:
1 - 14. Dari
http://bappeda.semarangkota.go.id/v2/wp-content/uploads/2013/12/1.kewirausahaan-baru1.pdf