Bila diantara dua
kutub muatan listrik yang berbeda (positif dan negatif) kita hubungkan dengan
sebuah penghantar (konduktor) maka arus listrik akan mengalir lewat penghantar
tersbut. Arus listrik tersebut akan mendapatkan hambatan atau tahanan/Resistance (R)
didalam penghantar. Resistansi atau hambatan pada suatu konduktor atau benda
listrik diukur dalam satuan Ohm.
Lalu apa yang
dimaksud sebagai hambatan listrik? Hambatan merupakan hasil perbandingan antara
arus listrik yang mengaliri sebuah komponen elektronik. Diukur dengan
menggunakan satuan Ohm dan alat bernama Galvanometer. Sederhananya, hambatan
listrik merupakan hal yang menahan arus di dalam sebuah komponen, atau biasa
disebut resistansi.
Berdasarkan persamaan
hukum Ohm, hambatan listrik dapat didefinisikan sebagai hasil bagi beda
potensial antara ujung – ujung penghantar dengan kuat arus yang mengalir pada
penghantar tersebut. Suatu penghantar dikatakan mempunyai hambatan satu ohm
apabila dalam penghantar tersebut mengalir arus listrik sebesar satu ampere
yang disebabkan adanya beda potensial diantara ujung – ujung penghantar sebesar
satu volt
Sifat hambatan
listrik tidak berbeda dengan sifat hambatan air yaitu jika hambatan diperbesar
maka arus yang mengalir kecil dan bila hambatan di perecil maka arus yang
mengalir adalah besar.
Hambatan listrik notasinya dinyatakan dengan huruf R dan satuanya dinyatakan dengan ohm.
Hambatan listrik notasinya dinyatakan dengan huruf R dan satuanya dinyatakan dengan ohm.
Besar kecilnya
hambatan listrik tergantung dari:
1.
panjang penghantar
2.
luas penampang pengantar
3.
temperatur/ suhu penghantar
4.
hambatan atau tahanan jenis penghantar.
Kawat penghantar yang
dipakai pada kawat listrik pasti mempunyai hambatan, meskipun nilainya kecil.
Berdasarkan ekserimen, Ohm juga merumuskan bahwa hambatan R kawat
logam berbanding lurus dengan panjang l, berbanding terbalik
dengan luas penampang lintang kawat A, dan berbanding kepada jenis
bahan tersebut p.
Secara matematis
hambatan kawat penghantar dapat dituliskan :
Berdasarkan persamaan
tersebut, terlihat bahwa apabila kawat penghantar makin panjang dan hambatan
jenisnya makin besar, maka nilai hambatannya bertambah besar. Tetapi apabila
luas penampang kawat penghantar makin besar, ternyata nilai hambatannya makin
kecil. Konstanta pembanding disebut hambatan jenis (resistivitas). Hambatan
jenis kawat berbeda – beda tergantung bahnnya. Berikut ini nilai hambatan jenis
penghantar yang sudah ditentukan berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh para
ilmuwan.
Hambatan jenis suatu
penghantar bergantung pada suhu pengantar tersebut, hubungan antara hambatan
jenis dan suhu adalah sebagai berikut:
Karena nilai hambatan
sebanding dengan hambatan jenis, maka pengaruh suhu terhadap hambatan juga
dapat dituliskan :
Secara umum rangkaian
hambatan dikelompokkan menjadi rangkaian hambatan seri, hambatan paralel,
maupun gabungan keduanya. Untuk membuat rangkaian hambatan seri maupun paralel
minimal diperlukan dua hambatan. Adapun, untuk membuat rangkaian hambatan
kombinasi seri-paralel minimal diperlukan tiga hambatan. Jenis-jenis rangkaian
hambatan tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh karena
itu, jenis rangkaian hambatan yang dipilih bergantung pada tujuannya
1.
Hambatan Seri
Dua hambatan atau
lebih yang disusun secara berurutan disebut hambatan seri. Hambatan yang
disusun seri akan membentuk rangkaian listrik tak bercabang. Kuat arus yang
mengalir di setiap titik besarnya sama. Tujuan rangkaian hambatan seri untuk
memperbesar nilai hambatan listrik dan membagi beda potensial dari sumber
tegangan. Rangkaian hambatan seri dapat diganti dengan sebuah hambatan yang
disebut hambatan pengganti seri (Rs).
Tiga buah lampu
masing-masing hambatannya R1, R2, dan R3 disusun seri dihubungkan dengan
baterai yang tegangannya V menyebabkan arus listrik yang mengalir I. Tegangan
sebesar V dibagikan ke tiga hambatan masing-masing V1, V2, dan V3, sehingga
berlaku:
V =
V1 + V2 + V3
Berdasarkan Hukum I
Kirchoff pada rangkaian seri (tak bercabang) berlaku:
I =
I1 = I2 = I3
Contoh
Soal Hambatan (Resistor) Seri
Dua resistor 100 Ω
dihubungkan seri ke baterai 24,0 V. Berapa arus yang mengalir melalui setiap
resistor?
Penyelesaian:
Diketahui:
R1 = R2 = 100 Ω (seri)
V = 24,0 V
R1 = R2 = 100 Ω (seri)
V = 24,0 V
Ditanya:
I1 dan I2
Jawab:
Vtot = V1 + V2
= IR1 + IR2
= I (R1 + R2)
I = Vtot : (R1 + R2)
Vtot = V1 + V2
= IR1 + IR2
= I (R1 + R2)
I = Vtot : (R1 + R2)
I
= 24,0 : (100+100)
= 0,12 A
Jadi, arus yang
mengalir setiap hambatan adalah 0,12 A
2.
Hambatan Paralel
Dua hambatan atau
lebih yang disusun secara berdampingan disebut hambatan paralel. Hambatan yang
disusun paralel akan membentuk rangkaian listrik bercabang dan memiliki lebih
dari satu jalur arus listrik. Susunan hambatan paralel dapat diganti dengan
sebuah hambatan yang disebut hambatan pengganti paralel (Rp).
Rangkaian hambatan
paralel berfungsi untuk membagi arus listrik. Tiga buah lampu masing masing
hambatannya R1, R2, dan R3 disusun paralel dihubungkan dengan baterai yang
tegangannya V menyebabkan arus listrik yang mengalir I. Besar kuat arus I1, I2,
dan I3 yang mengalir pada masingmasing lampu yang hambatannya masing-masing R1,
R2, dan R3. sesuai Hukum Ohm dirumuskan:
I1
= V/R1 I2 = V/R2 I3 =
V/R3
Ujung-ujung hambatan
R1, R2, R3 dan baterai masing masing bertemu pada satu titik percabangan. Besar
beda potensial (tegangan) seluruhnya sama, sehingga berlaku:
V =
V1 = V2 = V3
Besar kuat arus I
dihitung dengan rumus:
I =
V/Rp
rumus hambatan
pengganti paralel:
1/Rp
= 1/R1 + 1/R2 + 1/R3
Contoh Soal Hambatan Listrik (Resistor) Paralel
Berapa arus yang
mengalir dari baterai yang ditunjukkan pada gambar berikut. Jika voltase 12
volt dan seluruh resistor adalah identik sebesar 50 Ω. Tentukan Itotal,
I1 dan I2
Penyelesaian:
Diketahui:
R1 = 50 Ω; R3 = 50 Ω
R2 = 50 Ω; V = 12,0 V
R1 = 50 Ω; R3 = 50 Ω
R2 = 50 Ω; V = 12,0 V
Ditanya:
Itot = ….. ?
I1 = …?
I2 = …?
Itot = ….. ?
I1 = …?
I2 = …?
Jawab:
Tegangan Gerak Elektrik
Suatu bagian dari
rangkaian yang digunakan untuk kondisi sebuah muatan yang bergerak seperti
menaiki bukit, yaitu dari energi potensial yang lebih rendah ke
energi potensial yang lebih tinggi, disebut sumber tegangan gerak
elektrik. Pengaruh yang membuat arah arus memiliki arah yang berkebalikan dari
apa yang terjadi di dalam konduktor biasa (energi potensial yang lebih tinggi
ke energi potensial yang lebih rendah), dinamakan tegangan gerak elektrik.
Tegangan gerak elektrik merupakan kemampuan suatu alat
untuk mempertahankan perbedaan potensial diantara dua titik dimana arah
arus mengalir dari potensial yang lebih rendah ke potensial yang lebih
tinggi . TGE sering juga dinamakan dengan electromotive force (emf) atau gaya
gerak listrik (ggl). Namun, istilah tersebut kurang tepat karena TGE bukanlah
sebuah gaya melainkan TGE merupakan sebuah kuantitas energi per satuan muatan
(W/q) dalam satuan Joule/Coulomb (J/C) atau seperti potensial yang
memiliki satuan Volt (V). Untuk TGE dilambangkan dengan ε, sehingga dapat
dibuat persamaan:
Tegangan gerak
elektrik (tge; simbol ε) atau GGL (gaya gerak listrik) adalah pengaruh yang
membuat arus mengalir dari potensial yang lebih rendah ke potensial yang lebih
tinggi. Satuan SI dari tge adalah 1 volt (1V).
Perjanjian tanda arus
hambatan (ir) dan tge (ε) yang digunakan sesuai kaidah hukum kirchoff, yaitu :
·
Jika sebuah hambatan dilintasi di dalam arah arus,
maka perubahan potensial adalah – IR. Sebaliknya, jika hambatan tersebut
dilintasi di dalam arah yang berlawanan dengan arah arus maka perubahan
potensial adalah IR.
·
Jika sebuah tempat kedudukan TGE dilintasi di dalam
arah TGE, maka perubahan potensial adalah + ε. Sebaliknya, jika tempat
kedudukan TGE tersebut dilintasi di dalam arah yang berlawanan dengan arah TGE
maka perubahan potensial adalah –ε.
CONTOH
SOAL
Suatu
rangkaian memiliki hambatan (R1) sebesar 100 ohm dan tiga hambatan (R2, R3 dan
Ra) yang disusun secara paralel masing –masing bernilai 50 ohm, 50 ohm dan 75
ohm . Dalam rangkaian tersebut, dihubungkan dengan TGE yang sama sebesar 6
volt. Hitung R total antara a dan b. Selain itu, tentukan arus yang melalui
masing – masing hambatan !
Penyelesaian:
R1
= 100 Ω
R2
= R3 = 50 Ω
R4
= 75 Ω
ε =
6 v
a.
R2, R3 dan R4 adalah paralel, maka R pengganti paralel dapat dihitung dengan :
= =
18,75 Ω
Rtotal
= R1 + Rp
=
100 + 18,75 = 118,75 Ω
Rtotal
= R1 + Rp
=
100 + 18,75 = 118,75 Ω
b.
Lihat rangkaian pada a
= =
0,05 ampere
Jadi,
arus yang melalui R1 adalah 0,05 A, kemudian dapat dihitung besarnya vab
sebagai berikut :
vab
= I Rp
=
0,05 x 18,75 = 0,9375 volt
Masing
– masing arus i2, i3 dan i4 dapat dihitung besarnya sebagai berikut :
i2
= i3 = = 0,019 A
i4
= = 0,125
Daftar Pustaka
1.
Gussow, Milton. 2004. Dasar-dasar Teknik Listrik.
Erlangga: Jakarta.
2.
Cekdik, Cekmas. Barlian, Taufik. 2013. Rangkaian
Listrik. Andi: Yogyakarta.