Saturday, August 18, 2018

PERGELARAN KARYA SENI TARI




A.    KONSEP
1.      Pengertian Pergelaran
        Pergelaran adalah menampilkan karya seni diatas pentas untuk  dipertontonkan kepada khalayak sebagai suatu kegiatan estetis.Pergelaran karya seni mencakup berbagai macam aspek yaitu seni tari,seni rupa,seni musik, dan seni teater.
        Pergelaran seni tari merupakan hiburan dan apresiasi bagi seniman khususnya dan bagi  penonton/penikmat karya tari pada umumnya.Dalam pergelaran karya tari aspek gerak  merupakan unsur utama dan didukung oleh unsur-unsur  yang lainnya. Ragam gerak tari dirangkai/disusun berdasarkan ekspresi dari koreografer.Ragam gerak tersebut dirangkai menjadi bentuk tarian yang utuh,memiliki makna/arti, menja di dasar yang  dapat dikembangkan dan dapat dikomunikasikan kepada penonton.
        Pergelaran karya tari adalah pertunjukan tari/penyajian yang ditujukan kepada orang lain dalam hal ini penikmat seni/penonton.
Tujuan Pergelaran di sekolah :
1.      Penyelenggaraan pergelaran seni pada dasarnya adalah latihan dalam berorganisasi yang memerlukan cara kerja yang sistematis.
2.      Pergelara  seni dijadikan sebagai kegiatan apresiasi seni untuk mengembangkan kreatifitas
3.      Menyatukan interaksi dan komunikasi dengan cabang seni yang lain
4.      Menumbuhkan kreatifitas dan pengalaman dalam berkegiatan seni

B.     TEKNIK
       Teknik  membuat pergelaran tari harus dilakukan dengan sistematis  agar pergelaran yang diadakan dapat berjalan sesuai yang diinginkan.Untuk mencapai pergelaran yang baik sangat dibutuhkan perencanaan yang baik pula.Diperlukan strategi khusus agar penyelenggaraan pergelaran tetap dapat diminati dan dinikmati oleh penonton,salah satunya dengan penyusunan acara/randon kegiatan yang baik.Susunan acara yang dibuat diusahakan bervariasi,jangan sampai monoton dan membuat penonton jadi bosan.
       Dalam pergelaran tari,selain memperhitungkan materi yang akan dipergelarkan, perlu diperhatikan pula apakah dalam penyajian tari tersebut dilakukan secara tunggal,berpasangan,atau kelompok sehingga susunan tarian ditata agar tidak monoton.
       Unsur lain yang mendukung suksesnya pergelaran tari adalah iringan,tata rias, tata busana,tata lampu,tema,tempat.Semua itu menjadi hal yang perlu dipertimbangkan karena suatu pergelaran yang baik sangat memerlukan keterlibatan berbagai unsur pendukung.Dengan kekompleksan pergelaran tari maka unsur pendukung itu mempunyai daya tarik serta pesona tersendiri bagi penonton.

C.     PROSEDUR  
         Kesuksesan sebuah pergelaran tidak terlepas dari bagaimana pertunjukan tersebut dipersiapkan.Agar pergelaran berhasil baik tentunya dibutuhkan persiapan yang matang.Prosedur yang harus dilakukan dalam pergelaran meliputi :
1.      Pembentukan Panitia
2.      Menyusun Jadwal kegiatan
3.      Menyiapkan penampilan karya tari baik individu maupun kelompok.






Aspek – Aspek Pentingnya Pengembangan Kurikm Pendidikan Kejuruan




Kurikulum merupakan bagian yang penting dari sebuah sistem pendidikan, jika di ibaratkan sebagai jantung sekaligus otak pada tubuh manusia, oleh karena itu  maka peran kurikulum sangat erat kaitannya dengan gambaran pembelajaran yang perlu dilangsungkan dalam proses belajar di tingkat satuan pendidikan. Dalam tingkatan sekolah menengah atas kurikulum di bagi menjadi dua yaitu kurikulum pendidikan umum dan kurikulum pendidikan kejuruan. Kurikulum pendidikan kejuruan di gunakan di sekolah menengah kejuruan (SMK).
SMK merupakan pendidikan lebih mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu, kemampuan beradaptasi di lingkungan kerja, melihat peluang kerja dan mengembangkan diri di kemudian hari. Dengan kata lain bahwa SMK berperan dalam menyiapkan peserta didik agar siap bekerja, baik bekerja secara mandiri maupun mengisi lowongan pekerjaan yang ada. Atau bisa di artikan bahwa SMA harus dikembangkan sesuai dengan permintaan pasar kerja. tingginya keterkaitan penyelenggaraan pendidikan kejuruan dengan tuntutan dunia kerja, maka pendidikan kejuruan haruslah memiliki sifat responsif-aktif, serta adaptasilitas dan fleksibilitas tinggi, (Calhoun & Finch Mei 2005).
 Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka juga perlu melakukan pembaharuan dalam kurikulum yang perlu diajarkan terhadap peserta didik. Maka dengan demikian perlu dilakukan analisis aspek-aspek apa saja yang penting dalam pengembangan kurikulum pendidikan kejuruan, aspek – aspek antara lain yaitu :
a.       Perkembangan penggunaan teknologi di bidang industri
b.      Memperbaiki sikap untuk menumbuhkan etos kerja
c.       Menciptakan lapangan kerja baru
d.      Perkembangan ilmu pengetahuan
e.       Mengembangkan kewirausahaan dalam dunia pendidikan
Aspek-aspek di atas sangat penting di karena dapat mempengaruhi seberapa banyak bidang keahlian yang di kuasai oleh peserta didik, selain itu aspek-aspek di atas juga berperan penting dalam dunia kerja dan bisa menentukan di terima atau tidak dalam praktik nyatanya. Penjelasan lebih rinci dari beberapa aspek yang sudah kita angkat yaitu :
a.       Perkembangan penggunaan teknologi di bidang industri
Pada zaman globalisasi dengan perluasan persebaran di bidang informasi yang tidak membatasi wilayah maka untuk tetap menjaga daya saing tenaga kerja dari asing maka perlu dilakukan peningkatan kualitas SDM ( sumber daya manusia) untuk mampu bersaing di pasar global. Untuk analisis proyeksi pengembangan SMK ada tiga kemungkinan yang dapat terjadi yaitu program keahlian mengalami perkembangan yang sangat pesat, program keahlian mengalami perkembangan yang wajar (stabil), dan program keahlian mengalami kejenuhan. Program keahlian yang diproyeksikan mengalami perkembangan yang sangat pesat adalah kelompok program Pertanian, Pariwisata, Perikanan, Kelautan, dan Teknologi Informasi. Dengan adanya perkembangan teknologi yang di gunakan oleh dunia kerja maka materi yang di ajarkan pada para peserta didik juga harus di perbaiki dan harus selalu up to date tentang perkembangan teknologi terbaru agar setalah kelulusan masih bisa bersaing di bidang yang telah di kuasai dan memperbesar persentase di terima dalam suatu perusahaan. Tanpa adanya pembaharuan kurikulum kejuruan maka kesempatan kerja untuk lulusan SMK di dalam dunia industri akan kalah bersaing untuk mendapatkan lapangan kerja, selain itu juga mempersempit lapangan kerja yang bisa di ambil. Dari pernyataan di atas dapat di lihat bahwa penggunaan teknologi terapan di bidang industri sangat mempengaruhi tentang ke tenang perkembangan bidang ke ahlian yang bisa di kuasi oleh para peserta didik dan dengan pembaharuan kurikulum maka segala teknologi yang kemungkinan bisa di gunakan di dunia industri. Sebagai contoh perkembangannya ialah E-sport, E-sport ( olahraga internet) atau bisa dikatakan bermain game Online ialah cabang keahlian di pandang sangat merusak masa depan peserta didik di 3 sampai 4 tahun yang lalu tidak dan dianggap tidak mempunyai masa depan namun pada tahun 2017 E-sport adalah cabang keahlian yang bisa mendatangkan ke suksesan. Sudah banyak cerita sukses seseorang yang berawal dari bermain game dan bahkan ada tim E-sport yang di pilih untuk mewakili negaranya untuk turnamen dunia. Dengan ada keadaan di atas maka salah satu SMK di Jakarta membuka pendaftaran program E-sport untuk menggali potensi E-Sport di Indonesia.
b.      Memperbaiki sikap untuk menumbuhkan etos kerja
Untuk mencapai kenyamanan dan keamanan dalam bekerja, dibutuhkan stasiun kerja yang sesuai dengan ukuran pemakainya dan tugas yang di berikan. Dalam dunia kerja banyak yang berpikir hanya membutuhkan kesiapan metal dan daya tahan tubuh. Banyak perusahaan yang memiliki jam kerja yang sangat berat, dengan kuantitas produk yang di tuntun tinggi dan sebagian memiliki gaji yang tidak sesuai dengan perkerjaannya, oleh karena itu dengan adanya sekolah menengah kejuruan di harapkan peserta didik bisa memilih jurusan yang sesuai dengan bakat dan minat. Dengan demikian akan meminimalisir tingkat kejenuhan ketika bekerja dan bekerja akan sangat menyenangkan karena apa pun yang dilakukan yang berasal dari hobi atau kesukaan akan di lakukan dengan senang hati. Perbaikan sikap dan etos kerja pun akan menjadi poin tambahan ketika bekerja di suatu instansi tahu perusahaan dan juga bisa mempengaruhi reputasi lembaga pendidikan yang dulu pernah membina. Dengan sikap yang disiplin dari semenjak berada di lembaga pendidikan maka peserta didik akan mudah untuk beradaptasi dalam dunia kerja.
c.       Menciptakan lapangan kerja baru
Dalam program pembelajaran di SMK perlu juga pembekalan keterampilan lain yang bisa di gunakan untuk produktif yang selanjutnya dapat dipergunakan sebagai sarana menghadapi kehidupan di masyarakat. Dalam kenyataannya tidak semua lulusan SMK akan mendapatkan pekerjaan di suatu instansi maupun perusahaan karena adanya kapasitas yang di terima tidak sebanding dengan jumlah orang yang mendaftar. Untuk mengatasi hal tersebut maka sangat penting peserta didik untuk mengasah kemampuan ataupun keahlian dibidang lain seperti bercocok tanam, berbisnis, kuliner dan masih banyak lagi. Namun akan sangat berbeda jika sekolah yang bagi lembaga pendidikan mampu memfasilitasi pengasahan keterampilan di luar jurusan yang di ambil. Dengan fasilitas dari sekolah para peserta didik yang ingin mengembangkan bakat di bidang yang lain akan mampu lebih terasah, lebih terampil dan siap untuk di terjun kan dalam masyarakat. Dalam hal ini perubahan kurikulum bisa menjadi salah satu jalan untuk mewujudkannya. Berkaca dari sekolah di luar negeri yang siswanya memiliki banyak keterampilan yang bermacam-macam karena di sekolah atau lembaga pendidikan telah memfasilitasi mereka untuk mengembangkan bakat dan minat mereka di luar jurusan yang mereka pilih, jadi saat di lepas di kehidupan bermasyarakat mereka tidak putus asa jika mereka di tolak saat melamar pekerjaan karena mereka masih memiliki keahlian di bidang yang lain dan mungkin juga bidang itu yang bisa menghantar kan mereka menjadi orang yang sukses dan bisa menciptakan lapangan kerja yang baru bagi orang lain. Ada pepatah mengatakan bahwa “ sebaik-baiknya bekerja lebih enak bekerja di perusahaan sendiri”, banyak kasus karyawan yang mengundurkan diri di karena kan mereka sudah punya usaha sendiri walaupun dengan gaji di bawah gaji ketika mereka bekerja perusahaan.
d.      Perkembangan ilmu pengetahuan
Dunia pendidikan harus mampu berperan aktif menyiapkan sumber daya manusia terdidik yang mampu menghadapi berbagai tantangan kehidupan baik lokal, regional maupun internasional. Peserta didik tidak hanya menguasai teori – teori, tetapi juga mau dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sosial. Dengan perluasan informasi dengan sangat cepat di era digital untuk yang seperti saat ini maka siswa dan lembaga pendidikan harus berperan aktif agar tidak tertinggal informasi terbaru terutama di bidang ilmu pengetahuan. Dalam era yang serba bebas seperti sekarang seharusnya pembelajaran ilmu pengetahuan dan sains dapat bercermin dengan materi yang berasal dari luar agar bangsa Indonesia dapat bersaing secara global dengan SDM yang berasal dari luar negeri. Jika lembaga pendidikan seperti sekolah mampu untuk menerpakan konsep-konsep dan materi pembelajaran dari luar negeri yang sesuai dengan budaya dan perkembangan di Indonesia maka akan terbentuk SDA yang berkualitas dan berdaya saing internasional untuk membangun Indonesia menjadi negara yang lebih maju.
e.       Mengembangkan kewirausahaan dalam dunia pendidikan
Dalam pengembangan kurikulum perlu adanya kewirausahaan yang akan membangun manajemen baik dalam dunia pendidikan maupun dunia kerja. Diharapkan peserta didik tidak hanya menguasai teori – teori, tetapi  mampu menerapkannya dalam kehidupan sosial. Salah satu alternatif untuk mengatasi persoalan pendidikan adalah melalui pendidikan yang berorientasi pada pembentukan jiwa entrepreneurship, yaitu jiwa keberanian dan kemauan menghadapi problem hidup dan kehidupan secara wajar, jiwa kreatif untuk mencari solusi dan mengatasi problem tersebut. Pendidikan yang berwawasan kewirausahaan adalah pendidikan yang menerapkan prinsip – prinsip dan metodologi ke arah pembentukan kecakapan hidup (life skill) pada peserta didiknya melalui kurikulum yang terintegrasi yang dikembangkan di sekolah. Instruksi Presiden No. 4 tahun 1995 tentang gerakan nasional memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan, mengamanatkan kepada seluruh masyarakat dan bangsa Indonesia untuk mengembangkan program-program kewirausahaan. Dengan adanya perkembangan kewirausahaan dalam dunia pendidikan akan sangat bermanfaat dalam dunia kerja untuk ke depannya baik dalam dunia industri maupun kehidupan sosial.

Sumber kajian :
      Calhoun & Finch Mei 2005. Pengembangan Kemampuan Peserta Didik. Dari http://www.academia.edu/download/28340741/hal._50-61_kompetensi_keahlian_smk.pdf
      EMA OLIEVIA FITRIANI. 2010. Hubungan Antara Sikap Karyawan Terhadap Rotasi Kerja Dengan Daya Tahan Terhadap Tekanan Kerja. Dari http://eprints.ums.ac.id/8013
       Abdul Hakim. 2010. Model  Pengembangan Kewirausahaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Dalam  Menciptakan  Kemandirian Sekolah Riptek, Vol.4, No.1, Hal.: 1 - 14. Dari http://bappeda.semarangkota.go.id/v2/wp-content/uploads/2013/12/1.kewirausahaan-baru1.pdf

Karakteristik Pendidikan Kejuruan




Pembangunan pendidikan tidak hanya untuk mengembangkan aspek intelektual saja melainkan juga keterampilan, kepribadian, atau dengan kata lain menciptakan manusia seutuhnya. Upaya ini dilakukan dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia dan mutu pendidikan. Untuk melaksanakan hal ini, maka semua jenjang lembaga pendidikan formal (sekolah) mempunyai tugas untuk merumuskan hal ini. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan yang menghasilkan lulusan generasi muda siap kerja. Lulusan SMK dituntut tidak hanya memiliki hard skill, tetapi juga soft skill. Hard skill dapat dibentuk pada diri siswa melalui masing‐masing bidang keahlian. Soft skill merupakan keterampilan kepribadian yang terbentuk karena penanaman nilai kebajikan.
Dalam pendidikan kejuruan mempunyai beberapa karakteristik yang sekaligus pembeda antara sekolah umum dengan sekolah kejuruan.Membaca untuk mendapatkan informasi untuk menafsirkan serta menyimpannya di dalam ingatan. Sebaliknya pada pendidikan kejuruan Menggunakan pengalaman sebagai metode utama. Pengalaman dalam melakukan suatu pekerjaan untuk mengembangkan keterampilan dalam memikirkan kinerja dalam suatu pekerjaan, sehingga mendapatkan pemahaman dan inisiatif penuh dalam memecahkan masalah-masalah pekerjaan.
Selain dalam methode pembelajaran tetapi materi yang diberikan atau di ajarkan juga sangat berbeda. Untuk pendidikan kejuruan memberikan pelatihan khusus dalam hal keterampilan dan pengetahuan yang berguna untuk setiap pekerjaan tertentu. Namun untuk pendidikan umum memberikan pelatihan mengenai informasi umum yang diperlukan sebagai latar belakang untuk kehidupan dan pelatihan dalam perangkat-perangkat umum pembelajaran yang diperlukan siswa untuk bekal belajar lebih lanjut mengenai kehidupan.
Dalam Pendidikan sekolah menengah kejuraan memiliki tiga model penyelenggaraan Pendidikan kejuruan, menurut Hadi (Muliati A.M, 2007:8-9) adalah :
1.      Model pertama, pemerintah tidak mempunyai peran, atau hanya peran marginal dalam proses kualifikasi pendidikan kejuruan. Model ini sifatnya liberal, namun kita dapat mengatakannya sebagai model berorientasi pasar (Market Oriented Model).

2.      Model kedua, pemerintah sendiri merencanakan, mengorganisasikan dan mengontrol pendidikan kejuruan. Model ini sifatnya birokrat, pemerintah dalam hal ini yang menentukan jenis pendidikan apa yang harus dilaksanakan di perusahaan, bagaimana desain silabusnya, begitu pula dalam hal pendanaan dan pelatihan yang harus dilaksanakan oleh perusahaan tidak selalu berdasarkan permintaan kebutuhan tenaga kerja ataupun jenis pekerjaan saat itu.

3.      Model ketiga, pemerintah menyiapkan/memberikan kondisi yang relatifkomprehensif dalam pendidikan kejuruan bagi perusahaan-perusahaan swasta dan sponsor swasta lainnya. Model ini disebut juga model pasar dikontrol pemerintah (state controlled market) dan model inilah yang disebut model sistem ganda (dualsystem) sistem pembelajaran yang dilaksanakan di dua tempat yaitu sekolah kejuruan serta perusahaan yang keduanya bahu membahu dalam menciptakan kemampuan kerja yang handal bagi para lulusan pelatihan tersebut.

Menurut Menurut Djojonegoro (Muliati A.M, 2007:9) pendidikan system ganda merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan keahlian kejuruan yang secara sistematik dan sinkron antara program pendidikan di sekolah dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh. Sejalan dengan pendapat tersebut Permana (2005:33) mengemukakan PSG pada dasarnya merupakan suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaankeahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja, terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu.
Jenis atau bidang keahlian dalam lingkup pendidikan kejuruan masing-masing tugas atau fungsi dalam dunia usaha atau dunia industri perlu diidentifikasi, dikelompokkan sesuai bidang pendidikan kejuruan, apakah pendidikan kejuruan ekonomi, kerajinan, tekstil, teknologi, pariwisata, pertanian, perikanan, dan sebagainya. Mengidentifikasi tugas-tugas dalam setiap bidang keahlian kejuruan ini akan lebih baik dilakukan oleh orang-orang yang memiliki wawasan dalam bidangnya masing-masing. Dapat dicontohkan identifikasi fungsi yang berkaitan dengan kelompok pariwisata bidang busana, seperti :
a. Membuat pola.
b. Memotong busana.
c. Menjahit bagian busana.
d. Finishing pembuatan busana.
e. Menghias busana.
Dari identifikasi fungsi-fungsi di atas di industri busana dapat dirinci lebihspesifik lagi menjadi daftar kegiatan-kegiatan dari setiap fungsi, yang selanjutnya dikaitkan dengan setiap kompetensi atau keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap orang yang akan melaksanakan kegiatan-kegiatan itu.
Dari penjelasan diatas sangat jelas dalam penggunaan methode pengajaran yang di lakukan di SMK dan di SMA sangat berbeda maka dari itu hasil keluaran peserta didik dari SMA dan SMK sangat berbeda cara berfikir terutama dalam penyelesaian masalah. Namun untuk beberapa kasus kemampuan dan cara berfikir peserta didik yang bersar dari SMA terkadang mendekati peserta didik dari SMK hal ini karena adanya kegiatan tambahan (ekstrakulikuler) yang berhubungan tentang praktikum ( pembuatan alat atau produk) banyak SMA yang sudah memperbanyak ekstrakulikuler di sekolah karena di sadari tentang pentingnya ekstrakulikuler yang ada di sekolah. Untuk beberapa sekolah bahkan ada yang mewajibkan siswa untuk mengikuti kegitan ekstrakulikuler minimal 1 ekstrakulikuler untuk bekal keahlian di masyarakat.
Hal ini di sebabkan lingkungan belajar dan methode penyelesaian suatu masalah dalam ke hidupan di sekolah, seperti teori Empirisme yang mengatakan bahwa lingkungan dan cara mendidik akan berpengaruh pada perkembangan manusia. Dalam teori tersebut juga meyakini bahwa setiap manusia yang di lahirkan memiliki bekal pengetahuan yang sama hanya yang membedakan adalah lingkungan dan pengalaman yang telah di alami oleh setiap individu atau perorangan. Contoh seseorang yang di lahirkan di lingkungan yang berpendidikan maka ia akan mempunyai Pendidikan yang sama seperti di lingkungan dan sebaliknya seseorang yang di lahirkan di lingkungan yang tidak mengerti pendidikan maka orang tersebut akan buta dan tidak mengerti tentang Pendidikan


DAFTAR PUSTAKA
RASTO. 2012. Pendidikan Kejuruan. Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisinis Universitas
PendidikanIndonesia. Dari http:// file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._PENDIDIKAN _MANAJEMEN_PERKANTORA/RASTO/Manajemen%20Pendidikan/Tinjauan%20Pustaka/Pendidikan%20Kejuruan.pdf
Arifah A.R. 2009.Kurikulum Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Pengembangan Serta
Implementasinya
Muliati A.M.2007. Evaluasi Program Pendidikan Sistem Ganda: Suatu Penelitian Evaluatif
            Berdasarkan Stake’s Countenance Model Mengenai Program Pendidikan Sistem Ganda pada             sebuah SMK di Sulawesi Selatan (2005/2007). [Online]. Tersedia: http://www.damandiri.or.id/file/ muliatyunjbab.pdf.
Permana, T. (2005). Pemahaman Konsep PSG dan Intensitas Bimbingan terhadap Kemampuan
            Membimbing Siswa PSG. INVOTEC, 3 (7). 33 – 39. [Online]. Tersedia:             http://pkk.upi.edu/invotec_33-9.pdf.


PENGKODEAN BINER SINGKAT PADAT DAN MUDAH DI PAHAMI



A.    TUJUAN
Tujuan dari modul pembelajaran diantara lain adalah:
1.    Mahasiswa dapat memahami pengkodean biner BCD (Binary coded decimal) dan kode Axcess 3
2.    Mahasiswa dapat memahami tentang pengkodean biner KODE GRAY dan Alfanumerik.
B.  URAIAN MATERI
1.   Pengkodean Biner
a.       Kode BCD (Binary coded decimal)
Pada kegiatan belajar sebelumnya kita hanya melakukan  konversi  dari bilangan desimal ke bilangan biner murni (pengkodean biner langsung).  Untuk beberapa aplikasi sistem digital, misalnya  pada sistem mikroprosesor, setiap digit bilangan desimal perlu diubah menjadi bilangan ekivalen biner 4 bit. Oleh karena itu  suatu bilangan desimal 2 digit akan berubah menjadi dua kelompok empat digit bilangan biner, sehingga keseluruhannya menjadi 8 bit, yang tidak bergantung pada nilai bilangan desimalnya sendiri. Hasil pengkodean ini disebut sebagai binary-coded decimal (BCD). Penyandian ini sering dikenal sebagai sandi 8421BCD. Selain penyandian 8421BCD, juga dikenal sejumlah pengkodean yang lain yaitu, kode  Excess-3 , kode Gray dan kode-kode Alfanumerik.
           Seperti yang terlihat pada tabel. 5.1., karena bilangan desimal hanya mempunyai 10 simbul  kode 0 sampai 9 maka kode BCD tidak menggunakan bilangan-bilangan 1010, 1011, 1100, 1101, 1110, dan 1111.

Tabel 5.1. Ekivalen  bilangan Desimal  menjadi kode BCD


Digit Desimal
Kode BCD
0
0000
1
0001
2
0010
3
0011
4
0100
5
0101
6
0110
7
0111
8
1000
9
1001
13
0001    0011
45
0100    0101
260
0010    0110    0000

         
Sebagai contoh, bilangan desimal 13710 akan diubah menjadi bilangan dengan pengkodean langsung (straight binary coding) dan diubah dengan pengkodean BCD. sebagai berikut:
                           13710     =  100010012                          Hasil pengkodean biner langsung
                            13710    =  0001  0011  01112             Hasil pengkodean BCD
Dari contoh, bilangan desimal 13710 bila dinyatakan dalam  pengkodean biner langsung hanya memerlukan 8 bit sedangkan dengan pengkodean BCD memerlukan 12 bit. Oleh sebab itu pengkodean dengan BCD dianggap kurang efisien karena, tidak menggunakan bilangan-bilangan 1010, 1011, 1100, 1101, 1110, dan 1111.

b.      KODE EXCESS-3
Pengkodean Excess-3 sering  digunakan untuk menggantikan kode BCD karena mempunyai keuntungan-keuntungan tertentu dalam operasi aritmatik. Pengkodean Excess-3 untuk bilangan desimal dapat dilakukan dengan cara menambah 3  setiap digit bilangan desimal sebelum diubah menjadi biner.
Tabel 5.2. menunjukan ekivalen  dari bilangan Desimal  menjadi kode Excess-3.

Tabel 5.2. Ekivalen  bilangan Desimal  menjadi kode Excess-3

Digit Desimal
Kode Excess-3
0
0011
1
0100
2
0101
3
0110
4
0111
5
1000
6
1001
7
1010
8
1011
9
1100
27
0101    1010
38
0110    1011
459
0111    1000    1100

Sebagai contoh, bilangan heksadesimal 4610 dapat dikodekan dengan Excess-3 dengan cara sebagai berikut:
          4                6
          3  +            3  +                  Setiap digit bilangan desimal ditambah 3
          7               9
       0111          1001                    Hasilnya diubah menjadi bilangan biner 4 bit.
Sehingga bilangan desimal 4610 dikodekan dalam Excess-3 = 0111  1001.

c.    KODE GRAY

           Kode Gray digolongkan dalam  kode perubahan minimum, kode Gray hanya mengubah satu bit dalam grup kodenya apabila pindah dari satu step ke step berikutnya. Kode Gray merupakan kode tak berbobot, posisi-posisi bit dalam grup kode tidak mempunyai bobot tertentu oleh karena itu  kode Gray tidak sesuai untuk  operasi aritmatik. Kode Gray digunakan pada alat-alat input –output  dan konverter analog ke digital.
Tabel 5.3. menunjukan ekivalen  dari bilangan Desimal  ke biner dan kode Gray

Tabel 5.3. Ekivalen  bilangan Desimal  ke biner dan  kode Gray

Digit Desimal
Kode Biner
Kode Gray
0
0000
0000
1
0001
0001
2
0010
0011
3
0011
0010
4
0100
0110
5
0101
0111
6
0110
0101
7
0111
0100
8
1000
1100
9
1001
1101
10
1010
1111
11
1011
1110
12
1100
1010
13
1101
1011
14
1110
1001
15
1111
1000

Mengubah dari kode biner ke kode Gray dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Bit pertama dari kode Gray sama dengan bit pertama bilangan biner.
2.      Bit kedua kode Gray sama dengan Exclusive OR, bit pertama dan bit kedua bilangan biner.
3.      Bit ketiga  kode Gray sama dengan Exclusive OR, bit kedua dan bit ketiga bilangan biner, dan seterusnya.
Sebagai contoh, bilangan biner 101102 dapat dikodekan dengan kode Gray dengan cara sebagai berikut:
                           1   0   1   1  0                    Kode Biner
                 
1      1   1   0  1                    Kode Gray     

d.   KODE Alfanumerik.

Kode Alfanumerik digunakan untuk menyatakan data numerik,data alpabetik, simbol dan tanda baca pada sistem-sistem digital dan komputer. Tabel 5.4  menunjukkan sebagian dari dua macam kode alfanumerik kode internal 6 bit  yang dapat menyatakan 64 tanda yang berbeda 26=64 dan kode 7 bit ASCII yang dapat menyatakan 27=128 tanda yang berbeda.

Tabel 5.4. Sebagian Kode Alfanumerik Internal 6 bit dan ASCII 7 bit

Tanda
Kode Internal 6-Bit
Kode ASCII 7-Bit
A
010    001
100    0001
B
010    010
100    0010
C
010    011
100    0011
D
010    100
100    0100
E
010    101
100    0101
F
010    110
100    0110
G
010    111
100    0111
H
011    000
100    1000
I
011    001
100    1001
J
100    001
100    1010
K
100    010
100    1011
L
100    011
100    1100

Tabel 5.4. Sebagian Kode Alfanumerik Internal 6 bit dan ASCII 7 bit

(lanjutan)
Tanda
Kode Internal 6-Bit
Kode ASCII 7-Bit
M
100    100
100    1101
N
100    101
100    1110
O
100    110
100    1111
P
100    111
101    0000
Q
101    000
101    0001
R
101    001
101    0010
S
110    010
101    0011
T
110    011
101    0100
U
110    100
101    0101
V
110    101
101    0110
W
110    110
101    0111
X
110    111
101    1000
Y
111    000
101    1001
Z
111    001
101    1010
0
000    000
011    0000
1
000    001
011    0001
2
000    010
011    0010
3
000    011
011    0011
4
000    100
011    0100
5
000    101
011    0101
6
000    110
011    0110
7
000    111
011    0111
8
001    000
011    1000
9
001    001
011    1001
blank
110    000
010    0000
.
011    011
010    1110
(
111    100
010    1000
+
010    000
010    1011
$
101    011
010    0100
*
101    100
010    1010
)
011    100
010    1001
-
100    000
010    1101
/
110    001
010    1111
,
111    011
010    1100
=
001    011
11     1101

C.    Ringkasan

a.  Kode BCD (Binary coded decimal) yaitu untuk beberapa aplikasi sistem digital, misalnya  pada sistem mikroprosesor, setiap digit bilangan desimal perlu diubah menjadi bilangan ekivalen biner 4 bit. Oleh karena itu  suatu bilangan desimal 2 digit akan berubah menjadi dua kelompok empat digit bilangan biner, sehingga keseluruhannya menjadi 8 bit, yang tidak bergantung pada nilai bilangan desimalnya sendiri.
b. Kode Gray digolongkan dalam  kode perubahan minimum, kode Gray hanya mengubah satu bit dalam grup kodenya apabila pindah dari satu step ke step berikutnya
c.  Pengkodean Excess-3 sering  digunakan untuk menggantikan kode BCD karena mempunyai keuntungan-keuntungan tertentu dalam operasi aritmatik. Pengkodean Excess-3 untuk bilangan desimal dapat dilakukan dengan cara menambah 3  setiap digit bilangan desimal sebelum diubah menjadi biner.
d. Kode Alfanumerik yaitu digunakan untuk menyatakan data numerik,data alpabetik, simbol dan tanda baca pada sistem-sistem digital dan komputer.
D.    Soal-soal Evaluasi

1.Ubahlah bilangan di bawah ini dari kode BCD ke Biner
           100000011,0101 (bcd) = .... (2)
2.Ubahlah bialngan di bawah ini dari kode bilangan Biner ke Gray
         1100 (2) = ..... (gray)
3. Ubahlah bilangan desimal (64) menjadi acsess 3?




E.     Kunci Jawaban
1.      Ada tiga langkah:
a)      Dibagi ke dalam kelompok empat bit mulai dari tanda koma sebagai berikut: 0001   0000   0011 ,  0101
b)      Ubah kedalam desimal:
0001    0000    0011   ,  0101
   1          0          3            5
c)      Ubah ke biner:
103,5 = 1100111,1 (2)
Sehingga bilangan 100000011,0101 (bcd) = 1100111,1 (2)

2.   Perubahan Biner ke Gray
1100 (2) = ..... (gray)
Caranya:
1.      1 1 0 0 angka gray pertama ialah = angka biner yang pertama
1
2.     1 1 0 0 kemudian tambahkan 2 bit pertama bilangan biner dengan mengabaikan bawaan, hasilnya merupakan angka yang berikutnya.
        1  0
3.        1 1 0 0 kemudian tambahkan 2 bit berikutnya.
       1 0 1 0 maka bilangan 1100 (2) = 1010 (gray)


3.      64 (10) ke dalam excess-3?
            6          4
           3 +       3 +
            9          7
         1001    0111  ---- Diubah ke biner
Maka 64 (10) = 10010111 (xs-3)


F.  RUBRIK PENILAIAN

1.      Pedoman penilaian Latihan Soal (Kognitif) dari soal evaluasi

No
soal

Kriteria Jawaban
Skor
1
Mahasiswa dapat menjawab pengubahan dari kode BCD menjadi biner dengan baik dan benar
20
Mahasiswa tidak dapat menjawab pengubahan dari kode BCD menjadi biner dengan baik dan benar
3


2
Mahasiswa dapat menjawab pengubahan dari bilangan biner menjadi kode gray dengan baik dan benar
20
Mahasiswa tidak dapat menjawab pengubahan dari bilangan biner menjadi kode gray dengan baik dan benar 
3


3
Mahasiswa dapat menjawab pengubahan dari bilangan desimal menjadi kode acsess 3 dengan baik dan benar.
20
Mahasiswa tidak dapat menjawab pengubahan dari bilangan desimal menjadi kode acsess 3 dengan baik dan benar.
3






2.                  Rubrik Penilaian Latihan Soal (Kognitif)
                                     Perolehan Skor
Nilai Akhir = -------------------------- x 100
                        Skor Maksimal (60)
Kriteria Keberhasilan Hasil Belajar
No
Interval Skor (%)
Kualifikasi
1
90-100
Sangat Baik (A)
2
80-89
Baik (B)
3
70-79
Cukup (C)
4
60-69
Kurang (D)
5
0-59
Sangat Kurang (E)
Perolehan skor soal latihan di peroleh dari pedoman penilaian (kognitif)